Thursday, September 28, 2017

Di balik kisah Fredy Candra, pengirim 65 guru berwisata

Fredy ingin mengucapkan terima kasih kepada para gurunya dengan berwisata bersama.
Berita Pagi -Sekitar Juli lalu, Sulikin kedatangan tamu. Tamu mantan Kepala Sekolah SMAN 1 Pekalongan, Jawa Tengah itu tak lain muridnya dulu,

Si Tamu, yang mengaku bernama Fredy Candra, mengaku alumnus tahun 1993. Setelah berbasa-basi, Fredy menyatakan ingin mengirim para guru di sekolahnya untuk berwisata ke Eropa.

Dalam hati Sulikin menilai ajakan itu gurauan semata. "Anak ini nglindur kali, nggak ada angin nggak ada hujan, tiba tiba menawarkan angin surga," tulis Sulikin dalam blognya.

Tapi Fredy tak main-main. Ia bahkan mengajak guru SMP 1 Pekalongan dan SD Sampangan tempat di mana dia pernah sekolah. Total ada 65 guru. Sebanyak 39 guru diantaranya adalah guru SMAN1 Pekalongan.

Fredy menyiapkan semua kebutuhan wisata. Mulai biaya transportasi, hotel, uang saku hingga biaya pembuatan paspor semuanya dia tanggung. Bahkan Fredy menyiapkan pendamping dengan kursi roda hingga dokter untuk mendampingi para guru yang sudah sepuh.

Fredy bercerita ke Sulikin, dia pernah kecelakaan cukup parah saat SMA. Dalam keadaan koma itu, Fredy bermimpi dijenguk oleh para gurunya di bangku SD, SMP dan SMA.

"Dari situ Fredy berkeinginan kalau dia punya rezeki lebih ingin mengajak gurunya jalan-jalan ke luar negeri," tuturnya, seperti dikutip dari Kompas.com.

Dua pekan kemudian mereka dikumpulkan. Bukan hanya guru yang sudah pensiun, guru yang masih aktif, hingga pegawai tata usaha juga diajak. Mereka diberi uang saku dalam bentuk ringgit dan dolar.

Fredy bahkan menyiapkan tim medis, empat kursi roda buat gurunya yang kesulitan berjalan, sekalian perawat yang mendorong kursi rodanya.

Mengingat para guru itu sudah pada sepuh, maka tujuan wisata diubah lebih dekat, ke Singapura dan Malaysia.

Tiga bulan kemudian, tepatnya pada 19 September lalu, Sulikin dan rombongan guru yang pernah mengajar Fredy berangkat ke Bandara Soekarno Hatta.

Para guru menikmati objek wisata di negeri tetangga selama lima hari. Di Malaysia, mereka antara lain mengunjungi menara Petronas, Genting, Johor. Di Singapura, rombongan itu mampir ke pusat perbelanjaan dan patung Merlion. Rombongan baru kembali pada 24 September kemarin.

"Semuanya fasilitas kelas satu. Ini perjalanan yang paling berkesan sepanjang hidup saya," ujar Sulikin.

Sulikin menilai, muridnya ini 'gila.

Fredy, yang mengaku tak lulus sarjana itu, justru menganggap para gurunya yang "gila". Para guru itu mengabdikan diri lebih dari separuh usianya untuk membuatnya jadi orang sukses dan berhasil.

Menurut penelitian salah satu mahasiswa di Binus, Fredy mendirikan perusahaan PT Insan Sarana Telematika (iSatNet) pada 2004. Perusahaan ini bergerak dalam penyediaan jaringan pita lebar (broadband).

Klien perusahaannya antara lain perusahaan telekomunikasi Telkom, XL dan perusahaan tambang Freeport.

'Kegilaan' para guru itulah yang membuat Fredy mencapai kesuksesan sekarang. "Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada guru saya dengan mengajak berwisata bersama," tulisnya lewat akun Facebooknya.


0 comments:

Post a Comment